IPA CONVEX 2023 MENJADI MOMENTUM TREN PENINGKATAN IKLIM INVESTASI
27 July 2023
Para pelaku usaha sektor hulu migas Optimisme menghadapi masa depan industri hulu migas makin meningkat seiring dengan terus adanya perbaikan dari realisasi investasi dari tahun ke tahun. Terbaru, pada semester I 2023 Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mencatat investasinya sebesar US$5,7 miliar. Ini meningkat cukup signifikan atau tumbuh 21% juka dibandingkan dengan realisasi investasi tahun lalu dengan periode yang sama yaitu mencapai US$4,7 miliar.
“Sejak 2020 tren gairah investasi hulu migas di Indonesia berubah cukup drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kalau kita lihat detail sebenarnya ada perbaikan di sana bisa dikatakan begitu karena setiap tahun ada peningkatan," kata Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas, Kurnia Chairi dalam sesi diskusi Industry Challange bertemakan Attracting Capital for Indonesia O&G Investment to Secure Energy Transition di hari ke 2 IPA Convention and Exhibition (Convex) 2023 di ICE BSD, Rabu (26/7).
Menurut Kurnia, realisasi investasi dalma tiga tahun terakhir menunjukkan ada kepercayaan yang meningkat kepada pemerintah dan kondisi iklim investasi secara keseluruhan karena jika diselisik peningkatan gairah investasi ini berada ditengah kondisi saat banyak pihak menganggap adanya ketidakpastian sektor dari sisi hukum karena belum terbitnya revisi undang-undang migas.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Satya Widya Yudha, mengungkapkan ada dua UU yang sebenarnya berkaitan dan harus segera diselesaikan yaitu UU Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBET) serta UU Migas. Keduanya berhubungan dengan model bisnis dalam kegiatan operasi migas di masa depan yang harus memenuhi tuntutan keberlanjutan lingkungan.
"Kalau kita bisa dapatkan dua UU ini dan implementasi pajak karbon yang saat ini masih dipending saya yakin ekosistem akan bisa dilaksanakan untuk pengembangan energi bersih untuk persaingan yang sehat migas dan renewable energy," jelas Satya.
Pada sesi berikutnya, SVP Petronas Malaysia Petroleum Management, Firouz Asnan mengungkapkan, “Indonesia harus lebih terbuka jika ingin menarik lebih banyak investasi. Jika melihat Malaysia, meskipun dari sisi ukuran jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia namun untuk urusan penemuan migas dan investasi yang masuk Malaysia jauh lebih unggul”. Menurutnya, “Pemerintah juga harus lebih fleksibel. Terutama dari sisi kontrak kerja yang ditawarkan kepada para pelaku usaha. Firouz menilai kontrak yang fleksibel tidak akan berdampak negatif karena yang utama adalah adanya stabilitas dalam kebijakan”.
Berita Lainnya
- LEMIGAS Miliki Layanan Jasa Blending Minyak Lumas dan Formulasi Dengan Kapasitas Produksi 50 Ton Per Hari
- LEMIGAS MENGADAKAN WORKSHOP KALIBRASI LABORATORIUM PEMBORAN
- PELANTIKAN PEJABAT FUNGSIONAL DILINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
- Kerja sama Sonangol Research and Development Center – Anggola, PT. Indonesia Citra Peran (ICP) dan BBPMGB LEMIGAS
- Penunjukkan LsPro LEMGAS untuk Pemberlakuan SNI Wajib Pelumas Menjadi Sorotan Utama pada Customer Day